Rabu, 27 Mei 2009

Bassis Mendepak Gitaris

Boleh dikatakan bahwa pemain bass hampir kasat mata di depan penimat musik, padahal fungsinya demikian besar untuk menjaga ritme musik agar tidak melantur keluar dari koridor yang sudah ada. Kecenderungan lain adalah bentuk fisik dari instrument musik ini yang membuat pemain bass agak terbatasi ruang geraknya.


Meskipun tak disangkal ada beberapa yang mampu memukau penggemarnya. Publikasi yang mereka peroleh tak sedahsyat popularitas yang dimiliki oleh rekan-rekannya yang memanggul gitar atau yang menyanyikan lagu-lagu.

Meski demikian tak sedikit yang lantas mampu tampil ke depan dan memiliki nama yang meluas di mata publik. Contohnya, Katon Bagaskara dan Chrisye, dahulunya sebelum dikenali sebagai seorang penyanyi adalah pemain bass. Keunikan dari penyanyi yang juga bermain bass, mereka mengerti benar akan nada-nada yang dinyanyikan dalam lirik-liriknya. Ini bisa dilihat dan disimak pada permainan musisi Arthur Kaunang dari SAS, ia mampu memainkan bass yang memerlukan konsentrasi dengan menyanyikan lagu-lagunya. Bassis yang tampil ke depan sebagai musisi utuh adalah Erwin Gutawa, bassis ini dalam perkembangan musik di Indonesia telah mengubah wajahnya menjadi composer yang mampuni sekaligus konduktor orkestrasi modern.

Gitaris yang menjadi vokalis bukanlah hal yang istimewa, namun bila pemain bass yang juga menembangkan lagu, maka grup itu dianggap memiliki keunikan bila tak bisa disebut sebagai suatu keistimewaan. Hal ini bisa dilihat pada grup The Police yang menempatkan Gordon Summer alias Sting sebagai pemain bass sekaligus vokalisnya. Permainan bassnya tak pernah terdengar meleset meskipun ia tengah bernyanyi, begitu juga dengan Jack Bruce dari Cream dan Geddy Lee dari grup music Rush asal Canada yang tak hanya berperan sebagai vokalis dan bassis saja melainkan ia pun memainkan keboard, Kip Winger dari grup hair metal winger di tahun 1990-an tak berbeda jauh dengan Geddy Lee, keduanya juga menyanyikan performa yang cukup atraktif bila berada di atas panggung.

Bass yang dikenal saat ini sebenarnya baru ada sekitar tahun 1930-an. Kebanyakan sebelum tahun itu bass masih dimainkan secara vertical dan sangat berat, berbeda dengan gitar yang dimainkan secara horizontal dan sangat nyaman ketika pemainnya melantumkan nada-nada. Instrumen bass baru dimainkan secara horizontal di pertengahan tahun 1930-an. Seorang guru, musisi juga pembuat instrumen dan amplifier, Paul H. Tutmarc, yang bekerja pada Audiovox Seattle, Washington. Para pemain bass tertarik dengan desain kompak yang dibuatnya, tak hanya itu, ia membuatnya dalam desain elektronik, meninggalkan desain konvensional jauh di belakang.

Bass elektronik horizontal ini diperkenalkan pada publik di tahun 1935, namun baru pada tahun 1937 diiklankan di media massa dan menjadi bass elektronik pertama yang mengadaptasi bentuk gitar sebagai formatnya. Dengan bentuk itu lalu penambahan fret menjadikan instrument ini demikian mudah untuk dimainkan dan makin mampu menjaga ritme dan harmoni bermusik, sayangnya produksi gitar bass oleh Audiovox ini tak banyak diserap oleh pasar dan mereka harus menghentikan produksi di tahun 1950.

Perjalanan gitar bass tak berhenti sampai di situ saja. Pada awal tahun 1950-an, Leo Fender tampil ke muka dengan memproduksi gitar bass itu secara besar-besaran. Produksi massal gitar bass ini dinamakan Fender Precision Bass yang diajukan ke public pada tahun 1951, Leo Fender sendiri sebenarnya adalah akuntan yang belajar sendiri menjadi mekanik elektrik, dari hanya sekedar memperbaiki radio ia kemudian membuat temuan-temuan elektronik dan amplikasi instrument elektronik khususnya untuk instrument elektronik, Leo hanya membuat saja, ia tak mampu memainkan gitar maupun bass. Desain bass yang dibuat oleh Leo secara tak langsung meletakkan dasar dari desain bass yang ada saat ini. Desain bass pertamanya sangat simple dan memiliki emapt bagian pickup untuk menghantarkan sinyal-sinyal listrik ke amplifier. Tahun 1954, perubahan terjadi pada tubuh gitar bass ini dengan memberikan tepian yang lebih enak untuk menunjang permainan, lalu tiga tahun kemudian pickup yang tadinya empat digabungkan menjadi satu. Di tahun 1960, Fender meluncurkan jenis baru dari gitar bass bernaman Fender Jazz Bass.

Setelah fender mengeluarkan produk massal bass, langkahnya diikuti oleh produsen instrument lainnya, seperti Gibson, Danelectro dan beberapa merek lain tentunya dengan versi mereka masing-masing. Mulai saat itu Basis tak hanya berada di belakang saja menemani drummer, mereka mulai berada di depan baik dalam urusan suara maupun performa.

Jaco Pastorius termasuk bassis yang banyak melakukan perubahan dalam permainan instrument musik ini, teknik permainannya yang dikagumi orang adalah ia menggunakan harmonic palsu yang dijadikannya melodi. Revolusi yang sangat sederhana namun banyak dipakai oleh musisi-musisi setelahnya. Pemain bass yang meninggal pada tahun 1987 ini memang dilahirkan untuk bermain elektrik bass dengan ibu jarinya yang besar dan jari-jarinya yang panjang.

Majalah Guitar Player memberikan gelar sebagai bassis rock terbaik sebanyak lima kali pada Billy Sheehan, bassis untuk grup Mr Big. Dan David Lee Roth band ini diibaratkan sebagai Eddie Van Halen-nya instrument bass, gaya bermainnya yang tidak ortodok itu menjadi semacam standar baru bagi bass pada musik rock, tidak sedikit yang berusaha untuk bermain sesuai dengan warnanya, namun tak seorang pun yang berhasil menduplikasi bunyi-bunyian yang ia hasilkan dari permainannya. Dalam masa kurang lebih 35 tahun karirnya, ia sudah berada di lebih empat ribu pertunjukan, langkahnya di dunia musik diawali pada grup Tweeds yang kemudian berubah menjadi Talas, dari Talas ia kemudia bermain dengan David Lee Roth band dalam album Éat em and Smile dan Skyscraper, karena perbedaan kepentingan dan perselisihan pribadi ia keluar di tahun 1988 kemudian bersama Paul Gilbert (Racer-x), Pat Torpey dan Eric Martin membentuk Mr.Big yang meroketkan namanya.

Gary Lee Weinrib atau lebih dikenal dengan nama Geddy Lee adalah bassis sekaligus kibordis grup rock asal Canada, RUSH. Permainannya dalam setiap lagu-lagu memberikan inspirasi sekaligus pengaruh pada pemain bass di bawahnya, tidak hanya pada musik rock saja namun juga ke aliran heavy metal, seperti Les Claypool, Steve Harris dan John Myung serta beberapa nama lagi. Bersama dengan rekan-rekan dalam band, Alex lifeson dan Neil Pert, ketiganya mendapat bintang penghargaan dari pemerintah Canada atas pencapaian karir mereka.

Bassis sekaligus pemain bass grup Primus, Les Claypool dikagumi karena permainan bassnya yang funky dan kreatif, meskipun ia tak menyangkal bahwa banyak pengaruh dari Geddy Lee dalam teknik permainannya. Namun yang membedakannya ia mencampur gaya Geddy Lee dengan teknik heavy metal tapping dan gaya permainan jari slap milik Stanley Clarke.

Dalam subgenre heavy metal ada dua nama bassis yang tak terbantahkan, pertama Cliff Burton bassis Metallica dan Steve Harris dari Iron Maiden. Cliff Burton masuk Metallica menggantikan Ron McGovney di tahun 1982, Burton mempesona anggota Metallica dengan memainkan bassnya melalui wah-wah gitar, permainannya yang berapi-api namun sangat melodius ini menjadi pengaruh terbesar dari permainan Geddy Lee. Cliff Burton tewas karena kecelakaan lalu lintas di dalam bus yang membawa grup itu tur di Swedia.

Kesemuanya itu membuktikan bahwa pemain Bass pun mampu tampil dan dapat mendepak gitaris dari kepopularitasan, namun yang penting adalah dalam suatu band adanya kelebihan dan keunikan dari salah satu maupun ban secara keseluruhan yang dapat menghantar band itu menjadi semakin top.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar